Anemia Pada Remaja dan Cara Mengatasinya

Faktor utama penyebab anemia adalah asupan zat besi yang kurang. Sekitar dua per tiga zat besi dalam tubuh terdapat dalam sel darah merah hemoglobin. Faktor lain yang berpengaruh terhadap kejadian anemia antara lain gaya hidup seperti merokok, minum minuman keras, kebiasaan sarapan pagi, sosial ekonomi dan demografi, pendidikan, jenis kelamin, umur dan wilayah.

Wilayah perkotaan atau pedesaan berpengaruh melalui mekanisme yang berhubungan dengan ketersediaan sarana fasilitas kesehatan maupun ketersediaan makanan yang pada gilirannya berpengaruh pada pelayanan kesehatan dan asupan zat besi.

Remaja laki-laki maupun perempuan dalam masa pertumbuhan membutuhkan energi, protein dan zat-zat gizi lainnya yang lebih banyak dibanding dengan kelompok umur lain. Pematangan seksual pada remaja menyebabkan kebutuhan zat besi meningkat. Kebutuhan zat besi remaja perempuan lebih tinggi dibanding remaja laki-laki, karena dibutuhkan untuk mengganti zat besi yang hilang pada saat menstruasi.

Anemia dapat menyebabkan lekas lelah, konsentrasi belajar menurun sehingga prestasi belajar rendah dan dapat menurunkan produktivitas kerja. Di samping itu, anemia juga menurunkan daya tahan tubuh sehingga mudah terkena infeksi. Keadaan ini berpengaruh terhadap konsentrasi dan prestasi belajar serta memengaruhi produktifitas kerja di kalangan remaja. Mengingat dampak yang terjadi sebagai akibat anemia sangat merugikan untuk masa mendatang, maka usaha pencegahan perlu dilakukan.

Untuk melakukan upaya pencegahan dan perbaikan yang optimum diperlukan informasi yang lengkap dan tepat tentang status gizi pada remaja, serta faktor yang memengaruhinya.

Studi morbiditas pada SKRT 2001 mengumpulkan data mengenai faktor-faktor risiko yang mencakup kebiasaan merokok, minuman beralkohol, kebiasaan sarapan pagi, penggunaan waktu untuk aktivitas fisik, hasil pengukuran antropometri dan kadar hemoglobin.

Artikel ini menyajikan hasil analisis SKRT 2001 dengan tujuan mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh terhadap anemia pada remaja.

Remaja memiliki risiko tinggi mengalami anemia karena defisiensi zat besi.

Ini disebabkan memasuki fase remaja, tubuh tumbuh semakin pesat yang disertai berbagai perubahan hormonal menjelang fase kedewasaan. Oleh karena itu, tubuh membutuhkan sejumlah besar nutrisi, termasuk zat besi, yang terutama digunakan oleh darah untuk mengangkut oksigen.

Anemia pada Remaja

Zat besi yang tidak mencukupi akan memicu anemia. Remaja perempuan umumnya memiliki risiko lebih tinggi terkena anemia dikarenakan remaja perempuan yang telah mulai mengalami menstruasi bulanan sehingga asupan makanan yang rendah zat besi dapat memicu anemia.

Anemia juga berpotensi terjadi pada remaja vegetarian. Salah satu sumber utama zat besi adalah daging merah. Berpantang memakan daging pada vegetarian akan mengurangi jumlah zat besi yang masuk ke tubuh.

Gejala Anemia akibat Defisiensi Zat Besi

Gejala-gejala anemia tidak selalu bisa diamati. Bahkan ketika ada gejala yang terlihat, sering gejala tersebut diabaikan. Gejala yang paling umum dari anemia adalah sebagai berikut:

  1. Kelelahan atau kelemahan
  2. Warna kulit pucat yang disebabkan oleh jumlah sel darah yang berkurang,
  3. Kesulitan berkonsentrasi atau mengingat akibat kurangnya pasokan oksigen ke otak.
  4. Denyut nadi cepat yang disebabkan jantung berdetak lebih keras untuk memompa lebih banyak oksigen ke dalam tubuh, 
  5. Napas pendek ketika berjalan atau naik tangga, dan
  6. Sering mengalami sakit kepala.

Anemia ditandai pula dengan terjadinya mimisan mendadak yang kadang disertai sakit kepala. Sayangnya, gejala-gejala ini juga dapat disebabkan oleh hal lain.

Perawatan Anemia Defisiensi Zat Besi

Saat seorang remaja didiagnosis anemia karena defisiensi zat besi, suplemen zat besi kemungkinan besar akan diresepkan oleh dokter untuk jangka waktu tertentu.

Dokter mungkin juga akan merekomendasikan perubahan gaya hidup yang melibatkan diet dengan memperbanyak konsumsi sayuran hijau tua, kacang-kacangan ,dan daging merah.

Penderita anemia juga harus berusaha mendapatkan setidaknya delapan jam tidur malam, yang merupakan jumlah minimum yang disarankan untuk remaja yang sedang tumbuh

Anemia pada remaja yang tidak mendapat perhatian dan penanganan lebih lanjut dapat mengakibatkan anemia berat. Berikut ini kita akan membahas lebih dalam lagi mengenai anemia berat pada remaja:

Anemia Berat Pada Remaja

Mungkinkah Remaja Mengalami Anemia Berat?

Masa remaja identik dengan masa ceria penuh canda, penuh semangat dan memiliki rasa ingin tahu yang tinggi dibanding masa sebelumnya. Segala sesuatu yang baru baginya menarik untuk dipahami dan dipelajari. Itu semua bisa dijalani dengan catatan remaja tersebut tumbuh normal tanpa gangguan kesehatan.

Pada usia ini terjadinya pubertas yaitu fase peralihan dari dunia anak anak ke dewasa yang ditandai perubahan yang fisik dan psikis yang cukup menonjol. Secara umum orang yang mengalami fase ini kelihatan bahagia nyaris tidak ada yang menjalani dengan duka nestapa.

Tetapi perlu diingat anemia tidak mengenal usia siapa saja bisa terkena termasuk remaja terlebih lagi yang punya riwayat keluarga mengidap talasemia. Remaja yang terkena anemia akan murung, kelihatan cepat lelah, letih, lesu dan kurang bergairah dalam beraktivitas sehari-hari. Baginya masa remaja tidak ada bedanya dengan masa lainnya bahkan terasa menjemukan. Sebelum membahas cara mengatasinya kita perlu identifikasi dahulu penyebab anemia tersebut.

Penyebab Anemia Berat pada Remaja

Anemia adalah suatu keadaan kekurangan kadar oksigen dalam darah yang terutama disebabkan oleh kekurangan asupan zat besi yang diperlukan untuk pembentukan Hemoglobin.

Sebenarnya anemia tidak mencerminkan penyakit seseorang hanya saja indikator bahwa seseorang kekurangan Hemoglobin untuk mengangkut oksigen ke berbagai jaringan tubuh.

Pada remaja putri lebih rentan dan berisiko terkena anemia karena kebutuhan zat besinya 3 kali lipat, mereka banyak keluar darah saat menstruasi.

Setelah diiventarisir penyebab Anemia Berat pada remaja adalah sebagai berikut :

  1. Sedikit sekali makan makanan yang mengandung zat besi. Biasanya mereka jajan di sekolah seadanya tanpa memperhitungkan komposisi gizi di dalamnya yang penting kenyang . Kadang pagi juga tidak sarapan dengan alasan tidak keburu.
  2. Diet ingin langsing. Remaja yang pertumbuhan fisiknya begitu pesat kaget dengan badannya dan ingin kembali langsing dengan ikut program diet. Makanan yang mengandung zat besi yang seharusnya dimakan diabaikan karena ingin langsing.
  3. Semua orang setiap harinya kehilangan zat besi 0,6 mg yang dibuang melalui feses atau kotoran, mau tidak mau zat besi yang terbuang harus digantikan dengan makan nutrisi yang mengandung zat besi seperti sayur dan buah. Jarang makan sayuran hijau pasti akan anemia.
  4. Khusus remaja putri saat menstruasi kehilangan zat besi sebanyak 1,3 mg setiap harinya sehingga kalau tidak diimbangi makanan akan merasa lemas, lesu dan uring-uringan saat tersinggung sedikit saja.
  5. Pendarahan ; ini peristiwa yang jarang terjadi, mungkin kalau mengalami kecelakaan dan darah banyak keluar maka akan mengalami anemia.
  6. Faktor genetika atau keturunan; Seorang remaja yang orang tuanya pernah mengalami anemia akan berisiko lebih besar terkena anemia juga.

Tips Cara Alami Mengatasi Anemia Berat pada Remaja

Menu atasi anemia

Untuk mengatasi masalah anemia pada remaja tidak semudah membalikkan telapak tangan apalagi kalau sudah masuk kategori berat yang ditandai dengan wajah dan mata pucat, lemas, lesu dan kurang gairah. Perlu waktu 1-2 minggu untuk mendapatkan kondisi sel darah merah dan Hemoglobin yang cukup sesuai standar.

Berikut ini adalah Tips Cara Alami Mengatasi Anemia Berat pada Remaja berdasarkan pengalaman medis maupun pengalaman pribadi penderita anemia:

  1. Tingkatkan konsumsi makanan yang mengandung zat besi dan asam folat seperti sayuran hijau, kacang-kacangan, buah-buahan dan daging segar terutama saat remaja masa menstruasi agar pengeluaran zat besi diimbangi asupan zat besi kalau bisa asupan zat besinya lebih banyak.
  2. Hindari makan apel dan belimbing
  3. Tidak usah tidur terlalu malam karena kurang tidur akan menyebabkan menurunnya nafsu makan dan akhirnya kurang asupan makanan terutama zat besi.
  4. Rubah kebiasaan hidup menjadi pola hidup teratur, makan teratur dan gizi seimbang terutama mengandung zat besi untuk mengatasi anemia.
  5. Berusaha sebisa mungkin untuk tidak stress, apa pun masalah yang dihadapi kalau bisa selesaikan sendiri kalau tidak konsultasi sama orang tua atau guru, kalau tidak akan berhubungan juga dengan menurunnya selera makan.
  6. Jangan diet berlebihan andaikan mengalami kelebihan berat badan. Lakukan saja apa adanya yang penting sehat, jangan memaksakan diri. Kalau memaksakan diet akan menghambat masuknya nutrisi yang diperlukan termasuk juga zat besi. Lakukan diet sehat untuk mendapatkan tubuh ideal.

Demikianlah yang dapat kami sajikan kepada Mitra Kesehatan Masyarakat, semoga dapat memberikan manfaat pada kita semua, khususnya untuk mengetahui gejala Anemia Pada Remaja dan Cara Mengatasinya.