Pemeriksaan Visus Menggunakan Kartu Snellen

Mata merupakan indra utama kita, oleh karena itu kita perlu menjaga kesehatannya, jika tidak yakin dengan kondisi kesehatan mata kita, maka lakukanlah pemeriksaan kesehatan mata.

Sebelumnya kami telah membagikan tips pemeriksaan kesehatan mata dengan menggunakan buku ishihara (huruf tokek).

Pada kesempatan kali ini kami akan memberikan sedikit tips yang berjudul "Pemeriksaan Visus Menggunakan Kartu Snellen" dengan tujuan untuk sedikit memberikan pengertian kepada kita tentang metode pemeriksaan tersebut hingga pada proses menginterpretasikan hasil dari pemeriksaan tersebut.

Pemeriksaan Visus untuk Tes Ketajaman Penglihatan

Pemeriksaan Visus merupakan pemeriksaan dilakukan untuk mengetahui ketajaman penglihatan seseorang. Pemeriksaan Visus dapat dilakukan dengan beberapa cara/metode/alat, diantaranya:

  1. Pemeriksaan menggunakan kartu snellen (Echart, Alphabet, Cincin Landolt, dan Gambar Bintang). Alat pemeriksaan ini terdiri dari tiga jenis yaitu: Bentuk kertas, Elektrik/Optotip dan Proyektor.
  2. Pemeriksaan yang berikutnya dengan menggunakan Lensa Coba/Lensa Set/Lensa Mata.
  3. Gagang Coba Trial/Frame/Kaca Mata

Yang akan menjadi pembahasan kita kali ini adalah pemeriksaan dengan Kartu Snellen tipe Alphabet beserta kelanjutan dari pemeriksaan tersebut jika terjadi kelainan berupa hitung jari, goyang tangan dan cahaya gelap/terang.

Pemeriksaan Visus Menggunakan Kartu Snellen (Alphabet)

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam Pemeriksaan Visus Menggunakan Kartu Snellen sebagaimana yang akan dijelaskan di bawah ini berupa Ketentuan Pemeriksaan, Cara Pemeriksaan, Cara Menginterpretasikan Hasil, dan Tindak Lanjut terhadap Hasil Pemeriksaan.

Ketentuan pemeriksaan

Sebelum melakukan pemeriksaan, berikut ini beberapa hal yang harus diperhatikan:

  1. Orang yang diperiksa berada pada posisi 6 meter atau 20 kaki dari kartu snallen, karena pada jarak ini mata akan melihat benda dalam keadaan istirahat atau tanpa akomodasi;
  2. Kartu snellen diletakkan sejajar dengan mata orang yang diperiksa;
  3. Pastikan ruang tempat pemeriksaan cukup cahaya (tidak gelap dan tidak silau);
  4. Orang yang diperiksa tidak buta huruf (tau membaca huruf), jika yang bersangkutan buta huruf makan dapat menggunakan Echart atau menggunakan Cincin Landolt.
  5. Orang yang diperiksa harus berumur > 5 Tahun.
  6. Tidak melakukan pemeriksaan sendiri, artinya harus ada paling tidak 2 orang yaitu orang yang diperiksa dan pemeriksa yang bertugas mengarahkan orang yang diperiksa.
  7. Pemeriksa berdiri di samping kartu snellen.

Pemeriksaan Visus

Cara Pemeriksaan

Setelah semua persiapan pemeriksaan siap, maka mulailah lakukan pemeriksaan dengan cara sebagai berikut:

  1. Jika mata kanan yang akan diperiksa, maka orang yang diperiksa harus menutup mata sebelah kiri menggunakan tangan kiri dan memperhatikan instruksi yang diberikan oleh pemeriksa, begitu pula sebaliknya, jika mata kiri yang diperiksa maka mata kanan yang ditutup. Sebagai catatan, ketika menutup mata usahakan mata yang ditutup jangan ditekan agar tidak berdampak pada pemeriksaan mata yang sebelumnya ditutup.
  2. Pemeriksa menunjuk huruf-huruf yang ada pada kartu snellen, dari atas ke bawah atau dari huruf paling besar ke satu tingkat dibawanya dan dari kiri ke kanan pada baris huruf kemudian orang diperiksa menyebutkan huruf yang ditunjuk oleh pemeriksa. Jika terjadi ketidaksesuaian antara yang ditunjuk dengan yang di sebutkan, maka dapat diulangi hingga 3 kali untuk memastikan.
  3. Pemeriksa mencatat batas akhir huruf yang dapat terbaca.

Menafsirkan Hasil Pemeriksaan

Setelah melakukan pemeriksaan, maka kita menafsirkan hasil pemeriksaan atas ketajaman penglihatan orang yang diperiksa dengan ketentuan sebagai berikut:

Perhatikan gambar snellen alphabet berikut:

Snellen Alphabet

  • Bila orang diperiksa tidak dapat membaca kartu pada baris tertentu di atas visus normal, cek pada 1 baris tersebut

    1. Bila cuma tidak bisa membaca 1 huruf, berarti visusnya terletak pada baris tersebut dengan false 1. Bila tidak dapat membaca 2, berarti visusnya terletak pada baris tersebut dengan false 2.Bila tidak dapat membaca lebih dari setengah jumlah huruf yang ada, berarti visusnya berada di baris tepat di atas baris yang tidak dapat dibaca.
    2. Bila tidak dapat membaca satu baris, berarti visusnya terdapat pada baris di atasnya.

  • Bila terdapat penurunan visus, maka cek dengan menggunakan pinhole (alat untuk memfokuskan titik pada penglihatan orang diperiksa)
  • Snelleen chart yang yang digunakan dalam ukuran kaki = normalnya 20/20.
  • Jika orang diperiksa dapat membaca seluruh huruf pada baris ke 8. Berarti visus normal
  • Bila hanya dapat membaca huruf E, D, F, C pada baris ke 6 maka visus 20/30 dengan false 2. Artinya, orang normal dapat membaca pada jarak 30 kaki sedangkan orang diperiksa hanya dapat  membacanya pada jarak 20 kaki.
  • Bila orang diperiksa membaca huruf Z, P pada baris ke 6 maka visus 20/40;
  • Bila tidak dapat membaca huruf pada baris ke 6, cek baris ke 5 dengan ketentuan seperti di atas.
  • Cara pemeriksaan berlaku untuk Echart dan Cincin Landolt.
  • Bila tidak bisa membaca kartu, maka dilanjutkan dengan penghitungan jari.
    • Penghitungan jari di mulai pada jarak tepat di depan Snellen Chart (6 m dari orang diperiksa)
      • Dapat menghitung jari pada jarak 6 m maka visus 6/60
      • Bila tidak dapat menghitung jari pada jarak 6 m, mka maju 1 m dan lakukan penghitungan jari. Bila orang diperiksa dapat membaca maka visus 5/60. 
      • Begitu seterusnya, bila tidak dapat menghitung jari 5 m, di majukan jadi 4 m, 3 m, sampai 1 m di depan orang diperiksa.
  • Bila tidak bisa menghitung jari pada jarak tertentu, maka dilakukan pemeriksaan penglihatan dengan lambaian tangan.
    • Lambaian tangan dilakukan tepat 1 m di depan orang diperiksa. Dapat berupa lambaian ke kiri dan kanan, atau atas bawah. Jika orang diperiksa dapat menyebutkan arah lambaian, berarti visus 1/300
  • Bila tidak bisa melihat lambaian tangan, maka dilakukan penyinaran, dapat menggunakan 'pen light'. Bila dapat melihat sinar, berarti visusnya 1/~. Tentukan arah proyeksi :
    • Bila orang diperiksa dapat menyebutkan dari mana arah sinar yang datang, berarti visus 1/~ dengan proyeksi baik. Proyeksi sinar ini di cek dari 4 arah. Hal tersebut untuk mengetahui apakah tangkapan retina masih bagus pada 4 sisinya, temporal, nasal, superior, dan inferior.
    • Bila tak dapat menyebutkan dari mana arah sinar yang datang, berarti visus 1/~ dengan proyeksi salah.
  • Bila tidak dapat melihat cahaya, maka dikatakan visus 0.

Kategori Visus

Visus dibagi dalam tujuh kategori. Adapun penggolongan kategori visus adalah sebagai berikut:

Penglihatan Normal

Kategori penglihatan normal jika hasil pemeriksaan berada pada kisaran seperti pada tabel berikut:

Penglihatan Noramal

Penglihatan Hampir Normal

Dikatakan penglihatan hampir normal jika hasil pemeriksaan berada pada kisaran seperti pada tabel berikut:

Penglihatan Hampir Normal

Pada keadaan ini tidak menimbulkan masalah yang gawat tapi perlu diketahui penyebabnya karena kemungkinan masih dapat diselesaikan.

Low Vision Sedang

Dikatakan penglihatan Low Vision Sedang jika hasil pemeriksaan berada pada kisaran seperti pada tabel berikut:

Low Vision Sedang

Pada keadaan ini, orang tersebut masih bisa membaca dengan cepat jika menggunakan kacamata pembesar.

Low Vision Berat

Dikatakan Low Vision Berat jika hasil pemeriksaan berada pada kisaran seperti yang tercantum pada tabel berikut:

Low Vision Berat

Pada keadaan ini, orang tersebut masih mungkin orientasi dan mobilitas umum akan tetapi mendapat kesukaran pada lalu lintas dan melihat nomor mobil. Untuk membaca diperlukan lensa pembesar kuat dan membaca menjadi lambat.

Low Vision Nyata

Dikatakan Low Vision Nyata jika hasil pemeriksaan berada pada kisaran seperti pada tabel berikut ini:

Low Vision Nyata

Pada kondisi ini, semakin bertambahnya masalah orientasi dan mobilisasi. Diperlukan tongkat putih untuk mengenal lingkungan. Hanya minat yang kuat agar masih mungkin membaca dengan kaca pembesar, umumnya memerlukan Braille, radio, pustaka kaset.

Hampir Buta

Penglihatan kurang dari 4 kaki untuk menghitung jari pada saat pemeriksaan. Penglihatan tidak bermanfaat kecuali pada keadaan tertentu. Orang dengan keadaan ini harus mempergunakan alat nonvisual.

Buta Total

Tidak mengenal rangsangan sinar sama sekali pada saat pemeriksaan. Seluruhnya tergantung pada alat indra lainnya atau bukan mata.

Demikianlah yang dapat kami bagikan tentang Pemeriksaan Visus Menggunakan Kartu Snellen, semoga dapat bermanfaat.

Anda dapat membaca juga tulisan lain tentang Tes Buta Warna.