Surveilans Epidemiologi di Tingkat Desa

Pengertian Surveilans Epidemiologi

Surveilans Epidemiologi adalah kegiatan pengamatan secara sistematis dan terus menerus terhadap penyakit atau masalah kesehatan serta kondisi yang mempengaruhi risiko terjadinya penyakit atau masalah-masalah kesehatan tersebut agar dapat melakukan tindakan penanggulangan secara efektif dan efisien melalui proses pengumpulan, pengolahan dan penyebaran informasi epidemiologi kepada penyelenggara program kesehatan

Pelaksanaan Surveilans di Tingkat Desa

Surveilans penyakit di tingkat desa dilaksanakan oleh kelompok kerja surveilans tingkat desa, dengan melakukan kegiatan pengamatan dan pemantauan situasi penyakit/kesehatan masyarakat desa dan kemungkinan ancaman terjadinya Kejadian Luar Biasa (KLB) secara terus menerus.

Pemantauan tidak hanya sebatas penyakit tetapi juga dilakukan terhadap faktor risiko munculnya suatu penyakit. Pengamatan dan pemantauan suatu penyakit di suatu desa mungkin berbeda jenisnya dengan pemantauan dan pengamatan di desa lainnya.

Hal ini sangat tergantung dengan kondisi penyakit yang sering terjadi dan menjadi ancaman di masing-masing desa.

Surveilans Epidemiologi

Hasil pengamatan dan pemantauan dilaporkan secara berkala sesuai kesepakatan (per minggu/per bulan/setiap saat) ke petugas kesehatan di Poskesdes. Informasi yang disampaikan berupa:

  1. Nama penderita;
  2. Penyakit yang dialami/gejala;
  3. Alamat tinggal;
  4. Umur;
  5. Jenis kelamin;
  6. Kondisi lingkungan tempat tinggal penderita, dan lain-lain.

Atau juga dapat berupa pemberian laporan informasi tentang faktor-faktor risiko suatu penyakit, misalnya faktor risiko penyakit-penyakit berikut:

Faktor Risiko Penyakit Diare

  1. Masyarakat kesulitan memperoleh air bersih;
  2. Masyarakat merasakan kekurangan jamban;
  3. Lingkungan tidak bersih (pengolahan sampah yang tidak baik);
  4. Terlihat beberapa tetangga/famili menderita BAB cair.

Faktor Risiko Penyakit Campak

  1. Merasakan sebagian warganya masih kekurangan pangan;
  2. Anak balita bayak yang tidak naik berat badannya;
  3. Anak balita banyak yang belum mendapat imunisasi dan Vitamin A;
  4. Terlihat beberapa anak yang terserang campak;
  5. Adanya anak yang belum mendapat imunisasi.

Faktor Risiko DBD dan Malaria

  1. Masyarakat melihat dan merasakan banyak nyamuk di wilayahnya;
  2. Masyarakat melihat dan merasakan banyak air yang tergenang;
  3. Banyak kaleng-kaleng bekas yang tidak di kubur;
  4. Banyak menemukan jentik pada tempat-tempat penampungan air.

Penentuan faktor risiko masing-masin penyakit berbeda-beda. Sesuaikan dengan jenis penyakit yang akan di lakukan pencatatan.

Apabila ditemukan faktor risiko seperti tersebut diatas maka perlu dilakukan tindakan perbaikan oleh masyarakat dan apabila ditemukan kondisi di luar dari biasanya, misalnya ditemukan jumlah kasus penderita meningkat atau ditemukan kondisi lingkungan sumber air yang memburuk maka diharapkan masyarakat melapor kepada petugas untuk bersama-sama mengatasi masalah tersebut.

Demikian yang dapat kami bagikan, semoga dapat bermanfaat.

Posting Komentar

Kami sangat berterimaksih jika anda meluangkan waktu memberikan komentar sesuai dengan tema pembahasan.

Lebih baru Lebih lama

Iklan

نموذج الاتصال