Epidemiologi Kebidanan - Epidemiologi dan Pelayanan Kebidanan

BAB IV : EPIDEMIOLOGI DAN PELAYANAN KEBIDANAN

A. Pengertian, Tujuan dan Kegunaan

Epidemiologi dalam pelayanan kebidanan yaitu epidemiologi yang mengaji distribusi serta determinan peristiwa morbiditas (kesakitan) dan mortalitas (kematian) yang terjadi dalam layanan kebidanan.

Tujuan epidemiologi kebidanan adalah untuk mengenal faktor-faktor risiko terhadap ibu selama periode kehamilan, persalinan dan masa nifas (42 hari setelah berakhirnya kehamilan) beserta hasil konsepsinya dan mempelajari cara penanggulangannya.

Manfaat epidemiologi dalam pelayanan kebidanan adalah sebagai berikut:

  1. Untuk mengidentifikasi penyebab terjadinya penyakit dalam pelayanan kebidanan.
  2. Untuk pengambil kebijakan berkaitan dengan perencanaan sumber daya kesehatan (tenaga dan fasilitas pelayanan kesehatan) khususnya berkaitan dengan pelayanan kebidanan.

B. Terjadinya Penyakit/Masalah Kesehatan

Merujuk kepada paradigma epidemiologi klasikal yang berasumsi bahwa terjadinya penyakit atau masalah kesehatan sebagai hasil akhir (output) interaksi antara penjamu (Host), Agent dan lingkungan (environment), maka dalam pelayanan kebidanan dapat diuraikan bahwa:

  1. Host (penjamu) adalah ibu hamil;
  2. Agent adalah hasil konsepsi yaitu janin/fetus yang ada dalam kandungan ibu hamil;
  3. Environment adalah lingkungan sosial budaya serta pelayanan kesehatan yang diterima oleh ibu hamil

Perbedaan epidemiologi pelayanan kebidanan dengan epidemiologi penyakit infeksi, antara lain:

Pada penyakit infeksi agent merupakan faktor yang harus dieliminasi, akan tetapi pada epidemiologi kebidanan agent adalah hasil konsepsi/janin yang harus dilindungi, yang pada kelanjutannya akan menimbulkan masalah kesehatan sendiri.

Perhatikan ilustrasi berikut:

  1. Host adalah subjek , Agent adalah objek , Lingkungan adalah keterangan tempat;
  2. Contoh penyakit infeksi/menular: Budi digigit nyamuk di pemakaman;
  3. Contoh pada pelayanan kebidanan: Rina melahirkan bayi di RS.

C. Faktor-faktor Risiko Dalam Pelayanan Kebidanan

Faktor risiko bagi kematian ibu hamil (mortalitas) dapat dibedakan, al:

1. Faktor-faktor reproduksi

  • Usia
  • Paritas
  • Kehamilan tak diinginkan

2. Faktor-faktor komplikasi kehamilan

  • Perdarahan pada abortus spontan/alamiah
  • Kehamilan ektopik/diluar cavum endometrium
  • Perdarahan pada trimester III kehamilan
  • Perdarahan postpartum
  • Infeksi nifas
  • Gestosis/keracunan kehamilan
  • Distosia/kesulitan persalinan
  • Abortus provokatus

3. Faktor-faktor pelayanan kesehatan

  • Kesukaran untuk memperoleh pelayanan kesehatan
  • Asuhan medis yang kurang baik
  • Kekurangan tenaga terlatih dan obat-obat esensial

4. Faktor-faktor sosial budaya

  • Kemiskinan dan ketidakmampuan membayar pelayanan yang baik
  • Ketidaktahuan dan kebodohan
  • Kesulitan transportasi
  • Status wanita yang rendah
  • Pantangan makanan tertentu pada wanita hamil

Untuk menangani angka kematian ibu (AKI) Depkes bersama dengan WHO, UNICEF dan UNDP sejak tahun 1990-1991 telah melaksanakan program Safe Motherhood. Upaya intervensi dalam program tersebut yang dinamakan sebagai Empat Pilar Safe Motherhood:

  • KB
  • Pelayanan ante natal
  • Persalinan yang aman
  • Pelayanan kebidanan esensial

D. Ukuran-ukuran epidemiologi

Secara substansif menurut peristiwa yang dipelajari, ukuran epidemiologi dibedakan atas ukuran fertilitas (peristiwa kelahiran), ukuran morbiditas (peristiwa kesakitan) dan ukuran mortalitas (peristiwa kematian), sedangkan berdasarkan aspek statistik yang akan dievaluasi, ukuran epidemiologi dibedakan atas ukuran frekuensi, ukuran asosiasi, dan ukuran dampak.

1. Ukuran Fertilitas

  • Crude Birth Rate (CBR)

Tingkat Kelahiran Kasar atau CBR merupakan jumlah kelahiran setiap 1000 penduduk per tahun.

Rumus: CBR=(B/P)x1.000

Keterangan :

B= jumlah seluruh kelahiran

P= jumlah penduduk pada pertengahan tahun

1.000 = bilangan konstanta

Tingkat kelahiran ini dapat digolongkan dalam tiga tingkat kriteria sebagai berikut:

Tingkat kelahiran Golongan

> 30 : Tinggi

20-30 : Sedang

< 20 : Rendah

  • General Fertility Rate (GFR)

Tingkat kelahiran umum atau GFR adalah banyaknya kelahiran setiap 1000 penduduk wanita yang berada dalam periode usia produktif (15-49 tahun) dalam kurun waktu setahun. Usia produktif adalah usia reproduksi atau usia subur yang memungkinkan wanita untuk melahirkan.

Rumus: GFR=B/Pfx1000

Keterangan :

B=jumlah kelahiran selama setahun

Pf=jumlah penduduk wanita (berumur 15-49 tahun), pertengahan tahun

1.000=bilangan konstantat

  • Age Spesific Fertility Rate (ASFR)

Tingkat kelahiran menurut kelompok umur tertentu atau ASFR adalah banyaknya kelahiran yang terjadi pada wanita dalam kelompok umur tertentu dalam unsur reproduksi per 1000 wanita.

Rumus : ASFR=Bi/Pfix1000

Keterangan:

Bi=banyaknya kelahiran dari wanita dalam kelompok umur tertentu selama setahun

Pfi=banyaknya penduduk wanita dalam kelompok umur tertentu yang sama pada pertengahan tahun.

1.000=bilangan konstanta

  • Total Fertility Rate (TFR)

Tingkat kelahiran total atau TFR adalah rata-rata jumlah anak yang dilahirkan oleh seorang wanita selama masa hidupnya (sampai akhir masa reproduksinya).

Rumus: TFR=5x7/i=1 ASFR

Keterangan:

i=kelompok umur 5 tahunan (15-19, 20-24, dst)

2. Ukuran Morbiditas

Setiap gangguan di dalam fungsi maupun struktur tubuh seseorang dianggap sebagai penyakit. Penyakit, sakit, cedera, gangguan dan sakit, semuanya dikategorikan di dalam istilah tunggal yaitu morbiditas.

Didalam epidemiologi, ukuran utama morbiditas adalah Angka Insidens dan Prevalensi dan berbagai turunan dari kedua indikator tersebut. Setiap kejadian penyakit, kondisi gangguan atau kesakitan dapat diukur dengan angka Insiden dan angka prevalensi.

a. Insiden

Adalah gambaran tentang frekuensi penderita baru suatu penyakit yang ditemukan pada suatu waktu tertentu di suatu kelompok masyarakat. Untuk dapat menghitung angka insiden suatu penyakit, sebelumnya harus diketahui terlebih dahulu tentang :

  • Data jumlah penderita baru;
  • Jumlah penduduk yang mungkin terkena penyakit baru (population at risk).

Secara umum angka insiden ini dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu:

1) Insiden Rate (IR)

Yaitu jumlah penderita bau suatu penyakit yang ditemukan pada suatu jangka waktu tertentu (umumnya 1 tahun) dibandingkan dengan jumlah penduduk yang mungkin terkena penyakit baru tersebut pada pertengahan jangka waktu yang bersangkutan.

2) Attack Rate

Yaitu jumlah penderita baru suatu penyakit yang ditemukan suatu saat dibandingkan dengan jumlah penduduk yang mungkin terkena penyakit tersebut pada saat yang sama.

b. Prevalensi

Adalah gambaran tentang frekuensi penderita lama dan baru yang ditemukan pada suatu jangka waktu tertentu di sekelompok masyarakat tertentu. Pada perhitungan angka prevalensi, digunakan jumlah seluruh penduduk tanpa memperhitungkan orang/penduduk yang kebal atau penduduk dengan risiko (Population of Risk). Sehingga dapat dikatakan bahwa angka prevalensi sebenarnya bukanlah suatu rate yang murni, karena penduduk yang tidak yang tidak mungkin terkena penyakit juga dimasukkan dalam perhitungan. Secara umum nilai prevalen dibedakan menjadi 2, yaitu:

1) Period Prevalensi Rate

Yaitu jumlah penderita lama dan baru suatu penyakit yang ditemukan pada suatu jangka waktu tertentu dibagi dengan jumlah penduduk pada pertengahan jangka waktu yang bersangkutan.

2) Poin Prevalen Rate

Adalah jumlah penderita lama dan baru suatu penyakit pada suatu saat dibagi dengan jumlah penduduk saat itu.

3. Ukuran Mortalitas

Death Risk dan death rate menyatakan tingkat kematian secara umum tanpa memandang sebab kematian, biasanya digunakan untuk populasi atau kelompok berukuran besar.

Istilah-istilah di bawah ini adalah yang lazim digunakan untuk ukuran standar dalam keputusan epidemiologi untuk layanan kebidanan, walaupun seringkali tidak mencerminkan pengertian mengenai rate sebagaimana mestinya :

  1. Angka Kematian Ibu (Maternal Mortality Rate; MMR); Kematian ibu hamil : kematian yang terjadi pada ibu hamil karena kehamilan, persalinan dan masa nifas. Dalam praktek, karena kesulitan untuk memperoleh data, denominatornya biasa diganti dengan jumlah kelahiran hidup yang tercatat.
  2. Angka kematian perinatal (Perinatal Mortality Rate, PMR); Kematian perinatal : kelahiran mati dan kematian yang terjadi sebelum bayi mencapai usia 1 minggu.
  3. Angka Kematian Bayi (Infant Mortality Rate; IMR); Kematian bayi : kematian sebelum bayi mencapai usia 1 tahun.

E. Surveilans Epidemiologi

Surveilans adalah proses pengumpulan, analisis, interpretasi, dan penyebaran informasi deskriptif secara kontinu dan sistematik untuk pemantauan masalah kesehatan. Sistem surveilans adalah jaringan orang dan kegiatan yang memelihara proses ini dan dapat berfungsi pada berbagai tingkatan, dari yang lokal sampai dengan internasional.

Tujuan surveilans secara umum dapat berupa:

  1. Epidemiologi deskriptif masalah kesehatan: sasaran utama di sini adalah pemantauan trend. Adanya peningkatan kejadian kesehatan yang tank diinginkan akan mewaspadakan petugas kesehatan untuk melakukan penyelidikan lebih lanjut.
  2. Kaitan dengan pelayanan kesehatan: di tingkat komunitas, surveilans acapkali merupakan bagian integral penyampaian pelayanan preventif dan teraupetik, terutama untuk penyakit menular yang intervensi teraupetik ataupun profilaksisnya dapat diberikan. Intervensi demikian dilaksanakan berdasarkan laporan kasus dari surveilans.
  3. Kaitan dengan penelitian: data surveilans saja umumnya tidak cukup rinci bagi kebutuhan penelitian, namun dapat memberi arahan bagi peneliti untuk melakukan penyelidikan lebih lanjut.
  4. Evaluasi intervensi: evaluasi efek intervensi bersifat kompleks, namun evaluasi perskala penuh sering tidak layak untuk dikerjakan, pemantauan trend dengan surveilans disini dapat menghasilkan penilaian dampak intervensi yang memadai dengan biaya relatif murah.
  5. Proyeksi: data pemantauan trend dibutuhkan oleh perencana untuk mengantisipasi kebutuhan pelayanan kesehatan di waktu mendatang.
  6. Pendidikan dan kebijakan kesehatan: dengan penyebarluasan secara efektif, data surveilans dapat dimanfaatkan pula oleh publik, media, dan pimpinan politik. Informasi demikian bersifat mendidik bagi mereka yang secara langsung bertanggungjawab atas pemberian pelayanan kesehatan dan mereka yang mengendalikan atau memengaruhi alokasi sumber daya kesehatan.

Di Indonesia, surveilans epidemiologi yang dilaksanakan oleh departemen kesehatan terutama ditujukan untuk digunakan sebagai dasar upaya pemberantasan penyakit.

Beberapa pertanyaan yang perlu dijawab pada program pemberantasan penyakit adalah :

  1. Apakah penyakit yang akan diberantas benar merupakan masalah dan seberapa besar masalahnya?
  2. Apakah program pemberantasan berlangsung sesuai dengan yang diinginkan?
  3. Apakah program pemberantasan mencapai hasil yang diinginkan?

Karena tujuan utama surveilans adalah menunjang program pemberantasan penyakit, maka laporan rutin yang disampaikan harus lengkap, konsisten, kontinu, tepat waktu.

Hubungan dan kerja sama antara surveilans dan program yang ditunjang harus memiliki lalu lintas dua arah dan bersifat timbal balik.

Untuk melaksanakan surveilans epidemiologi dibutuhkan tenaga kesehatan yang terampil dalam bidang epidemiologi, memahami manfaat data yang dikumpulkan, serta memiliki motivasi yang tinggi di bidang pekerjaannya.

Mitra Kesehatan Masyarakat, Selanjutnya kita masuk pada pembahasan berikutnya yaitu pada:

BAB V: PENYELIDIKAN WABAH

Posting Komentar

Kami sangat berterimaksih jika anda meluangkan waktu memberikan komentar sesuai dengan tema pembahasan.

Lebih baru Lebih lama

Iklan

نموذج الاتصال