Epidemiologi Kebidanan - Penemuan Penyakit Secara Skrining (Screening)
BAB VI : PENEMUAN PENYAKIT SECARA SKRINING (SCREENING)
A. Pengertian Skrining
Skrining (Screening) untuk pengendalian penyakit adalah pemerikasaan orang-orang asimptomik untuk mengklasifikasikan mereka kedalam kategori yang diperkirakan mengidap atau diperkirakan tidak mengidap penyakit (as likely or unlikely to have the disease) yang menjadi objek skrining.
Uji skrining dapat memisahkan : Orang yang nampaknya sehat tapi kemungkinan mempunyai penyakit ( tes + ) dan Orang yang kemungkinan tidak mempunyai penyakit ( tes - ).
Contoh : Pemeriks. Rontgen, Sitologi, Tekanan darah .
B. Tujuan Skrining
- Untuk Penelitian Epidemiology/surveilens : menghitung Insidens, Prevalensi distribusi & trend
- Protection of the public’s health misal : X-Ray massal deteksi tb aktif pengobatan
- Prescriptive Screening sebagai landasan petunjuk / anjuran terhadap individu misal : tes tuberkulin + dianjurkan profilaksis INH
C. Cara Melakukan Skrining
Sebelum melakukan skrining, terliebih dahulu harus ditentukan penyakit atau kondisi medis apa yang akan dicari pada skrining. Kriteria untuk kondisi medis yang dicari adalah:
- Efektivitas pengobatan yang akan diberikan apabila hasil skrining positif;
- Beban penderita yang ditimbulkan oleh kondisi tersebut;
- Akurasi uji skrining.
- Pertanyaan anamnesis, misalnya: apakah anda merokok?;
- Bagian pemeriksaan fisik, misalnya pemeriksaan klinis payudara;
- Prosedur;
- Uji laboratorium, misalnya pemeriksaan Hb.
- Sensitifitas dan spesifisitas;
- Sederhanah dan biaya murah;
- Aman;
- Dapat diterima oleh pasien dan klinikus.
Uji diagnostik adalah uji yang dilakukan untuk membantu penentuan diagnosis pasien dalam keadaan ketidakpastian. Penentuan diagnosis pasien sendiri seringkali baru dapat dilakukan setelah melalui berbagai uji diagnostik. Walaupun ada yang mengartikan ‘uji diagnostik
Sebagai pemeriksaan yang dilakukan di laboratorium, dalam pengertian epidemiologi klinik prinsip-prinsip uji diagnostik berlaku bagi seluruh informasi klinis yang diperoleh melalui anamnesis, pemeriksaan fisik, maupun pemeriksaan penunjang lainnya.
Tabel 6.1. Hubungan antara Hasil Uji
Diagnostik dengan Kejadian Penyakit
Penyakit
|
|||
Ada
|
Tidak
Ada
|
||
Uji
|
Positif
|
Positif
Benar
a
|
Positif
Palsu
b
|
Negatif
|
c
Negatif
Palsu
|
d
Negatif
Benar
|
Hubungan antara hasil suatu uji diagnostik dengan keberadaan penyakit yang diperiksanya diperlihatkan pada tabel 6.1.
Kualitas suatu uji diagnostik dinilai dengan dua parameter, yaitu sensitivitas dan spesifitasnya. Untuk perhitungannya dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:
- Se : Sensitivitas : proporsi yang hasil ujinya positif diantara yang sakit;
- Sp : Spesifitas : Proporsi yang hasil ujinya negatif diantara yang tidak sakit
- P : Prevalensi
- Nilai prediksi Positif (PV+): proporsi yang sakit diantara yang hasil ujinya positif;
- Nilai prediksi negatif (PV-): proporsi yang tidak sakit diantara yang hasil ujinya negatif
- Rasio Likelihood Positir (LR+): Se/1-Sp
- Rasio Likelihood Negatif (LR-): 1-Se/Sp
Mitra Kesehatan Masyarakat, Selanjutnya kita masuk pada pembahasan berikutnya yaitu pada
BAB VII: PENCATATAN DAN PELAPORAN
Posting Komentar untuk "Epidemiologi Kebidanan - Penemuan Penyakit Secara Skrining (Screening)"
Kami sangat berterimaksih jika anda meluangkan waktu memberikan komentar sesuai dengan tema pembahasan.