Trikiasis

Trikiasis adalah kondisi di mana bulu mata tumbuh mengarah ke dalam, yaitu ke arah permukaan bola mata, sehingga dapat menggores kornea atau konjungtiva dan menyebabkan berbagai komplikasi, seperti nyeri, erosi, infeksi, dan ulkus kornea. Data mengenai tingkat prevalensi penyakit ini di Indonesia tidak ada. Dokter di pelayanan kesehatan primer harus memiliki kompetensi menangani kasus trikiasis karena pasien-pasien yang mengalami tanda maupun komplikasi dari trikiasis sangat mungkin mencari pertolongan di layanan primer terlebih dahulu.

Keluhan yang muncul pada penderita trikiasis dapat berupa:
  1. Keluhan pasien dapat bermacam-macam, misalnya: mata berair, rasa mengganjal, silau bila terpapar cahaya, atau kelilipan. Penglihatan dapat terganggu bila sudah timbul ulkus pada kornea.
  2. Keluhan dapat dialami pada satu atau kedua mata.
  3. Bila telah terjadi inflamasi, dapat timbul keluhan mata merah.
  4. Terdapat riwayat penyakit yang berkaitan dengan faktor predisposisi, misalnya: blefaritis, trakoma, trauma mekanik atau kimiawi, herpes zoster oftalmik, dan berbagai kelainan yang menyebabkan timbulnya sikatriks dan entropion.
  5. Keluhan dapat dialami oleh pasien dari semua kelompok usia.

Dari hasil pemeriksaan fisik, penderita trikiasis mengalami beberapa hal berikut:
  1. Beberapa atau seluruh bulu mata berkontak dengan permukaan bola mata.
  2. Dapat ditemukan entropion, yaitu terlipatnya margo palpebra ke arah dalam.
  3. Bila terdapat inflamasi atau infeksi, dapat ditemukan injeksi konjungtival atau silier.
  4. Kelainan pada kornea, misalnya: abrasi, ulkus, nebula / makula / leukoma kornea.
  5. Bila telah merusak kornea, dapat menyebabkan penurunan visus.
  6. Bila terdapat ulkus pada kornea, uji fluoresein akan memberi hasil positif.
  7. Pemeriksaan harus dilakukan pada kedua mata, terlepas dari ada tidaknya keluhan.

Beberapa hal yang perlu diketahui keluarga dan penderita adalah:
  1. Penderita perlu diinformasikan untuk menjaga kebersihan matanya dan menghindari trauma pada mata yang dapat memperparah gejala.
  2. Penderita dan keluarga perlu mengetahui tentang beberapa alternatif pilihan terapi, mulai dari epilasi dan pengobatan topikal yang dapat dilakukan oleh dokter di pelayanan kesehatan primer hingga operasi yang dilakukan oleh spesialis mata di layanan sekunder. Terapi yang akan dijalani sesuai dengan pilihan pasien.

Penderita trikiasis perlu mendapat penanganan rujukan bila:
  1. Bila tatalaksana di atas tidak membantu pasien, dapat dilakukan rujukan ke layanan sekunder
  2. Bila telah terjadi penurunan visus
  3. Bila telah terjadi kerusakan kornea
  4. Bila pasien menghendaki tatalaksana langsung di layanan sekunder

 Silakan lihat 20 Jenis Penyakit Mata yang Harus Diwaspadai untuk mengetahui jenis penyakit mata lainnya. Anda juga dapat melakukan Tes Buta Warna Online pada blog ini.

Posting Komentar

Kami sangat berterimaksih jika anda meluangkan waktu memberikan komentar sesuai dengan tema pembahasan.

نموذج الاتصال