20 Penyakit Mata yang Harus Diwaspadai

Banyak jenis penyakit mata yang dapat menyerang manusia dan memiliki penyebab yang berbeda-beda. Ada penyakit mata yang disebabkan oleh bakteri, kekurangan vitamin A dan oleh sebab-sebab lain yang tanpa sadar sering ditemukan dalam kehidupan sehari-hari. Pencegahan dan pengobatan penyakit mata juga dapat berbeda tergantung jenisnya, namun ada juga yang sama seperti perbanyak mengkonsumsi vitamin A untuk membantu mengatasi hampir semua jenis penyakit mata.

Perlu diingat bahwa ada juga penyakit mata yang tidak dapat disembuhkan, seperti buta warna, glaukoma dan lain-lain. Oleh karena itu, sebelum menyerang kita sebaiknya kita melakukan pencegahan terlebih dahulu.

Untuk mengetahui penjelasan lebih lanjut tentang penyakit mata, berikut informasi mengenai 20 Penyakit mata yang harus diwaspadai:

Penyakit Mata
Penyakit Mata

Mata Kering (1)


Mata kering adalah suatu keadaan keringnya permukaan kornea dan konjungtiva yang diakibatkan berkurangnya produksi komponen air mata (musin, akueous, dan lipid). Mata kering merupakan salah satu gangguan yang sering pada mata dengan insiden sekitar 10-30% dari populasi dan terutama dialami oleh wanita berusia lebih dari 40 tahun. Penyebab lain adalah meningkatnya evaporasi air mata akibat faktor lingkungan rumah, kantor atau akibat lagoftalmus.

Pembahasan lengkap, silakan menuju halaman tentang "Mata Kering".

Buta Senja (2)


Buta senja atau rabun senja, disebut juga nyctalopia atau hemarolopia, adalah ketidakmampuan untuk melihat dengan baik pada malam hari atau pada keadaan gelap. Kondisi ini lebih merupakan tanda dari suatu kelainan yang mendasari. Hal ini terjadi akibat kelainan pada sel batang retina yang berperan pada penglihatan gelap. Penyebab buta senja adalah defisiensi vitamin A dan retinitis pigmentosa.

Pembahasan lengkap, silakan menuju halaman tentang "Buta Senja".

Hordeolum (3)


Hordeolum adalah peradangan supuratif kelenjar kelopak mata. Biasanya merupakan infeksi Staphylococcus pada kelenjar sebasea kelopak. Dikenal dua bentuk hordeolum internum dan eksternum. Hordeolum eksternum merupakan infeksi pada kelenjar Zeiss atau Moll. Hordeolum internum merupakan infeksi kelenjar Meibom yang terletak di dalam tarsus. Hordeolum mudah timbul pada individu yang menderita blefaritis dan konjungtivitis menahun.

Pembahasan lengkap, silakan menuju halaman tentang "Hordeolum"

Konjungtivitis (4)


Konjungtivitis adalah radang konjungtiva yang dapat disebabkan oleh mikroorganisme (virus, bakteri), iritasi, atau reaksi alergi. Konjungtivitis ditularkan melalui kontak langsung dengan sumber infeksi. Penyakit ini dapat menyerang semua umur.

Pembahasan lengkap, silakan menuju halaman tentang "Konjungtivitis".

Blefaritis (5)


Blefaritis adalah radang pada tepi kelopak mata (margo palpebra) yang dapat disertai terbentuknya ulkus dan dapat melibatkan folikel rambut.

Pembahasan lengkap, silakan menuju halaman tentang "Blefaritis".

Perdarahan Subkonjungtiva (6)


Perdarahan subkonjungtiva adalah perdarahan akibat ruptur pembuluh darah dibawah lapisan konjungtiva yaitu pembuluh darah konjungtivalis atau episklera. Sebagian besar kasus perdarahan subkonjungtiva merupakan kasus spontan atau idiopatik, dan hanya sebagian kecil kasus yang terkait dengan trauma atau kelainan sistemik. Perdarahan subkonjungtiva dapat terjadi di semua kelompok umur. Perdarahan subkonjungtiva sebagian besar terjadi unilateral (90%).

Pembahasan lengkap, silakan menuju halaman tentang "Perdarahan Subkonjungtiva"

Benda Asing Di Konjungtiva (7)


Benda asing di konjungtiva adalah benda yang dalam keadaan normal tidak dijumpai di konjungtiva dan dapat menyebabkan iritasi jaringan. Pada umumnya kelainan ini bersifat ringan, namun pada beberapa keadaan dapat berakibat serius terutama pada benda asing yang bersifat asam atau basa dan bila timbul infeksi sekunder.

Pembahasan lengkap, silakan menuju halaman tentang "Benda Asing Di Konjungtiva".

Astigmatisme (8)


Astigmatisme adalah keadaan di mana sinar sejajar tidak dibiaskan pada satu titik fokus yang sama pada semua meridian. Hal ini disebabkan oleh kelengkungan kornea atau lensa yang tidak sama pada berbagai meridian.

Pembahasan lengkap, silakan menuju halaman tentang "Astigmatisme".

Hipermetropia (9)


Hipermetropia (rabun dekat) merupakan keadaan gangguan kekuatan pembiasan mata dimana sinar sejajar jauh tidak cukup kuat dibiaskan sehingga titik fokusnya terletak di belakang retina. Kelainan ini menyebar merata di berbagai geografis, etnis, usia dan jenis kelamin.

Pembahasan lengkap, silakan menuju halaman tentang "Hipermetropia".

Miopia Ringan (10)


Miopia ringan adalah kelainan refraksi dimana sinar sejajar yang masuk ke mata dalam keadaan istirahat (tanpa akomodasi) akan dibiaskan ke titik fokus di depan retina.


Pembahasan lengkap, silakan menuju halaman tentang "Miopia Ringan".

Presbiopia (11)

Presbiopia adalah suatu kondisi yang berhubungan dengan usia dimana penglihatan kabur ketika melihat objek berjarak dekat. Presbiopia merupakan proses degeneratif mata yang pada umumnya dimulai sekitar usia 40 tahun. Kelainan ini terjadi karena lensa mata mengalami kehilangan elastisitas dan kemampuan untuk berubah bentuk.

Pembahasan lengkap, silakan menuju halaman tentang "Presbiopia".

 Katarak Pada Orang Dewasa (12)


Katarak adalah kekeruhan pada lensa yang menyebabkan penurunan tajam penglihatan (visus). Katarak paling sering berkaitan dengan proses degenerasi lensa pada pasien usia di atas 40 tahun (katarak senilis). Selain katarak senilis, katarak juga dapat terjadi akibat komplikasi glaukoma, uveitis, trauma mata, serta kelainan sistemik seperti diabetes mellitus, riwayat pemakaian obat steroid, dan lain-lain. Katarak biasanya terjadi bilateral, namun dapat juga pada satu mata (monokular).

Pembahasan lengkap, silakan menuju halaman tentang "Katarak pada Orang Dewasa".

Glaukoma Akut (13)


Glaukoma akut adalah glaukoma yang diakibatkan peninggian tekanan intraokular yang mendadak. Glaukoma akut dapat bersifat primer atau sekunder. Glaukoma primer timbul dengan sendirinya pada orang yang mempunyai bakat bawaan glaukoma, sedangkan glaukoma sekunder timbul sebagai penyulit penyakit mata lain ataupun sistemik. Umumnya penderita glaukoma telah berusia lanjut, terutama bagi yang memiliki risiko. Bila tekanan intraokular yang mendadak tinggi ini tidak diobati segera akan mengakibatkan kehilangan penglihatan sampai kebutaan yang permanen.

Pembahasan lengkap, silakan menuju halaman tentang "Glaukoma Akut".

 Glaukoma Kronis (14)


 Glaukoma adalah kelompok penyakit mata yang umumnya ditandai kerusakan saraf optik dan kehilangan lapang pandang yang bersifat progresif serta berhubungan dengan berbagai faktor risiko terutama tekanan intraokular (TIO) yang tinggi. Glaukoma merupakan penyebab kebutaan kedua terbesar di dunia setelah katarak. Kebutaan karena glaukoma tidak bisa disembuhkan, tetapi pada kebanyakan kasus glaukoma dapat dikendalikan. Umumnya penderita glaukoma telah berusia lanjut, terutama bagi yang memiliki risiko. Hampir separuh penderita glaukoma tidak menyadari bahwa mereka menderita penyakit tersebut.

Pembahasan lengkap, silakan menuju halaman tentang "Glaukoma Kronis".

 Trikiasis (15)


Trikiasis adalah kondisi di mana bulu mata tumbuh mengarah ke dalam, yaitu ke arah permukaan bola mata, sehingga dapat menggores kornea atau konjungtiva dan menyebabkan berbagai komplikasi, seperti nyeri, erosi, infeksi, dan ulkus kornea. Data mengenai tingkat prevalensi penyakit ini di Indonesia tidak ada. Dokter di pelayanan kesehatan primer harus memiliki kompetensi menangani kasus trikiasis karena pasien-pasien yang mengalami tanda maupun komplikasi dari trikiasis sangat mungkin mencari pertolongan di layanan primer terlebih dahulu.

Pembahasan lengkap, silakan menuju halaman tentang "Trikiasis".

Episkleritis (16)


Episkleritis merupakan reaksi radang pada episklera, yaitu jaringan ikat vaskular yang terletak di antara konjungtiva dan permukaan sklera. Penyakit ini termasuk dalam kelompok “mata merah dengan penglihatan normal”. Tidak ada data yang spesifik mengenai tingkat insiden episkleritis di Indonesia. Episkleritis umumnya terjadi pada usia 20-50 tahun dan membaik dalam beberapa hari sampai beberapa minggu. Umumnya, episkleritis bersifat ringan, namun dapat pula merupakan tanda adanya penyakit sistemik, seperti tuberkulosis, reumatoid artritis, dan systemic lupus erythematosus (SLE).

Pembahasan lengkap, silakan menuju halaman tentang "Episkleritis".

Trauma Kimia Mata (17)


Trauma kimia mata adalah salah satu kasus kedaruratan mata, umumnya terjadi karena masuknya zat-zat kimia ke jaringan mata dan adneksa di sekitarnya. Keadaan ini memerlukan penanganan cepat dan segera oleh karena dapat mengakibatkan kerusakan berat pada jaringan mata dan menyebabkan kebutaan. Zat kimia penyebab dapat bersifat asam atau basa. Trauma basa terjadi dua kali lebih sering dibandingkan trauma asam dan umumnya menyebabkan kerusakan yang lebih berat pada mata. Selain itu, beratnya kerusakan akibat trauma kimia juga ditentukan oleh besarnya area yang terkena zat kimia serta lamanya pajanan.

Pembahasan lengkap, silakan menuju halaman tentang "Trauma Kimia Mata".

Laserasi Kelopak Mata (18)


Laserasi kelopak adalah terpotongnya jaringan pada kelopak mata. Penyebab laserasi kelopak dapat berupa sayatan benda tajam, trauma tumpul (kecelakaan lalu lintas atau olahraga), maupun gigitan hewan. Laserasi pada kelopak perlu ditangani segera agar fungsi dan kosmetik kelopak dapat dipertahankan.

Pembahasan lengkap, silakan menuju halaman tentang "Laserasi Kelopak Mata".

Hifema (19)


Hifema adalah terdapatnya akumulasi darah pada bilik mata depan. Hifema dapat terjadi akibat trauma atau terjadi spontan. Hifema dapat disertai dengan abrasi kornea, iritis, midriasis, atau gangguan struktur lain pada mata akibat trauma penyebabnya. Hifema spontan jarang ditemui. Hifema spontan dapat menjadi penanda terdapatnya rubeosis iridis, gangguan koagulasi, penyakit herpes, masalah pada lensa intraokular (IOL), retinoblastoma, serta leukemia.

Pembahasan lengkap, silakan menuju halaman tentang "Hifema".

Retinopati Diabetik (20)


Retinopati diabetik adalah suatu mikroangiopati yang mengenai prekapiler retina, kapiler dan venula, sehingga menyebabkan oklusi mikrovaskuler dan kebocoran vaskuler, akibat kadar gula darah yang tinggi dan lama. Retinopati diabetik dapat menyebabkan penurunan visus dan kebutaan, terutama akibat komplikasi seperti edema makula, perdarahan vitreus, ablasio retina traksional dan glaukoma neovaskular.

Pembahasan lengkap, silakan menuju halaman tentang "Retinopatik Diabetik". 

Itulah ke-20 Penyakit mata yang harus diwaspadai, jika terdapat tanda-tanda penderita penyakit mata, segera bawa ke petugas kesehatan terdekat untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut. Semoga tulisan ini dapat bermanfaat untuk kita semua.

Silakan bagikan ke media sosial melalui tombol bagikan yang kami sediakan di bawah. Mungkin akan bermanfaat bagi orang lain.

UPDATE

Berikut ini kami rekomendasikan untuk kaca mata KACAMATA ION NANO, SUNGLASSES ORIGINAL ANAK, KACA MATA ION NANO REGULER KIDS TERAPI KESEHATAN MASA KINI.

Selengkapnya dapat anda lihat keterangannya di Shopee melalui tombol berikut:

{getProduct} $button={Beli di Shopee} $price={Rp. 636rb} $sale={45%off}

Posting Komentar

Kami sangat berterimaksih jika anda meluangkan waktu memberikan komentar sesuai dengan tema pembahasan.

Lebih baru Lebih lama

Iklan

نموذج الاتصال