9 Penyebab Diare yang Harus Dihindari

Menurut WHO, diare adalah buang air besar dengan konsistensi cair (mencret) sebanyak tiga kali sehari atau lebih dalam waktu satu hari atau 24 jam.

Diare merupakan penyakit yang sering terjadi, baik orang dewasa maupun anak-anak. Penyebab diare juga bermacam-macam dan tanpa sadar sering dilakukan di kalangan masyarakat. Apalagi bagi anak-anak yang terlepas dari pengawasan orang tua.

Berdasarkan riset yang dilakukan oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Tahun 2007, diare berada pada urutan ke tiga belas sebagai penyakit penyebab kematian pada semua umur dengan proporsi sebesar 3,5%.

Pada kelompok penyakit menular, diare menduduki posisi ke tiga penyebab kematian setelah Pneumonia dan TBC.

Dari data tersebut, golongan umur yang paling banyak terserang diare adalah balita dengan prevalensi sebesar 16,7 persen.

Melihat kondisi tersebut, maka kita perlu mewaspadai penyakit yang satu ini. Selain penyakit yang berbahaya, penyebarannya relatif cepat sehingga hal-hal yang memicu terjadinya diare perlu kita ketahui untuk menghindari hal-hal tidak diinginkan. Apalagi jika dilingkungan sekitar kita telah terdapat penderita diare maka kewaspadaan harus lebih ditingkatkan.

Berikut ini 9 penyebab diare yang harus dihindari:

Minum air tidak dimasak

Air merupakan salah satu sumber utama penyebaran diare. Apalagi jika sumber air yang kita gunakan tidak terjaga kebersihannya. Bahkan air isi ulang pun masih terdapat bakteri penyebab diare (Escherchia coli) ketika dilakukan uji laboratorium.

Oleh karena itu, air yang digunakan untuk minum harus terlebih dahulu dimasak hingga mendidih agar dapat membunuh bakteri dan virus penyebab diare.

Makan dengan tangan yang kotor

Makan dengan tangan yang kotor sering terjadi pada anak-anak, namun tidak menutup kemungkinan juga dilakukan oleh orang tua.

Pada saat melakukan aktivitas sehari-hari atau pada saat bermain bagi anak-anak, kotoran yang menempel ditangan dapat mengandung bakteri dan virus penyebab diare. Oleh karena itu, sebelum makan kita dan anak-anak harus dibiasakan untuk mencuci tangan sebelum makan dan sesudah buang air besar dengan menggunakan sabun.

Buang air besar sembarang tempat

Tinja merupakan sumber penyakit diare, apalagi bila yang buang air besar sembarang tempat adalah orang yang sudah terserang diare maka akan semakin menambah risiko penularan diare.

Lalat yang hinggap pada kotoran tersebut membawa kuman dan hinggap di makanan, kemudian makanan tersebut dimakan oleh manusia maka orang tersebut dapat tertular diare. Demikian pula kotoran yang sudah mengering dan bercampur dengan debu kemudian ditiup angin dan mencemari makanan yang kita konsumsi.

Dari hal tersebut di atas, maka biasakan buang air besar di jamban, baik orang dewasa maupun kotoran anak-anak harus dibuang di jamban.

Makanan jajanan yang kurang bersih

Makanan jajanan juga merupakan sumber terjadinya diare. Apabila penyedia jajanan tidak memperhatikan kebersihan, sebaiknya kita hindari. Bagi penyedia jajanan juga harus memperhatikan kebersihan demi kesehatan para pelanggan.

Coba kita perhatikan, biasanya penyedia jajanan berada di pinggiran jalan yang pastinya rawan debu, lalat, kecoak dan lainnya. Belum lagi proses penyediaan peralatan yang digunakan, baik pencucian maupun penyimpanan. Jika terdapat tanda-tanda yang tidak higienis, sebaiknya dihindari.

Menggunakan air kotor untuk keperluan sehari-hari

Sikat gigi, cuci piring, mencuci pakaian dan mandi menggunakan air yang kotor misalnya sungai yang tercemar memberikan peluang orang terkena diare. Sering juga kita jumpai air yang dikelola oleh penyedia air rumah tangga juga tidak terjamin kebersihannya. Oleh karena itu kita harus benar-benar memperhatikan kebersihan air yang kita gunakan sehari-hari.

Beberapa tanda fisik air yang tercemar adalah berbau, berwarna atau keruh, dan memiliki rasa. Di samping ciri-ciri tersebut, air yang kita gunakan sehari-hari sebaiknya telah melalui proses uji laboratorium dan dinyatakan layak untuk digunakan.

Makanan tidak ditutup

Tidak menutup makanan sama saja kita memberikan peluang bagi penyakit untuk menyerang tubuh kita. Makanan yang tidak ditutup akan mudah dihinggapi lalat dan tercemar oleh debu yang mengandung bibit penyakit.

Ketika kita memakan makanan tersebut maka kuman dengan sigap akan menyerang kita dan timbullah penyakit.

Oleh sebab itu, ketika menyimpan makanan, upayakan agar dalam keadaan tertutup dan pastikan lalat, kecoak, tikus dan debu tidak dapat mengontaminasi makanan tersebut.

Makanan dan minuman yang dihinggapi lalat

Dalam keadaan apa pun, jika makanan atau minuman telah dihinggapi lalat maka sebaiknya kita tidak mengonsumsinya lagi. Karena pastinya bahwa lalat adalah binatang yang suka di tempat yang kotor sehingga saat dia menghinggapi makanan dan minuman pastinya akan membawa bibit penyakit.

Makanan dan minuman penyebab diare

Beberapa jenis makanan dapat menyebabkan terjadinya diare. Terlebih bagi orang yang tidak cocok dengan makanan tersebut seperti cabe, jamur, singkong dan beberapa jenis ikan.

Jika tidak yakin atau punya pengalaman dengan jenis makanan tersebut, sebaiknya dihindari agar tidak terjadi diare.

Makanan dan minuman basi, kadaluwarsa atau menggunakan zat pewarna berlebihan

Makanan dan minuman basi, kadaluwarsa atau menggunakan zat pewarna berlebihan pasti akan menyebabkan diare hingga berbagai penyakit lainnya. Oleh karena itu hati-hati dengan jenis makanan dan minuman tersebut. Sebaiknya periksa tanggal kadaluwarsa setiap produk makanan dan minuman yang anda beli. Jangan sungkan untuk menyampaikan kepada pihak penjual jika ternyata menemukan produk kadaluwarsa demi kesehatan orang banyak.

Demikian yang dapat kami bagikan, semoga bermanfaat. Tolong bagikan tulisan ini di media sosial, mungkin akan bermanfaat bagi orang lain.