4 Alasan GERMAS (Gerakan Masyarakat Hidup Sehat) Harus Dilakukan

Menciptakan masyarakat sehat memang membutuhkan kerja keras dan keterlibatan berbagai pihak. Baik dari segi pelaksanaan maupun sosialisasi berbagai program kesehatan sehingga dapat memberikan hasil yang maksimal.

Pemerintah Indonesia dalam hal ini Presiden Republik Indonesia menyikapi permasalahan kesehatan yang ada di Indonesia dengan beberapa program pembangunan kesehatan, di antaranya adalah di luncurkannya program GERMAS (Gerakan Masyarakat Hidup Sehat).

Demi percepatan GERMAS, Presiden RI mengeluarkan Instruksi Presiden Nomor 1 Tahun 2017 tentang Gerakan Masyarakat Hidup Sehat.

Pengertian dari GERMAS itu sendiri adalah suatu tindakan sistematis dan terencana yang dilakukan secara bersama-sama oleh seluruh komponen bangsa dengan kesadaran, kemauan, dan kemampuan berperilaku sehat untuk meningkatkan kualitas hidup.

Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS) memiliki 7 (tujuh) kegiatan pokok, yaitu:
  1. Melakukan aktivitas fisik
  2. Mengonsumsi sayur dan buah
  3. Tidak mer*k*k
  4. Tidak mengonsumsi alk*h*l
  5. Memeriksa kesehatan secara rutin
  6. Membersihkan lingkungan
  7. Tidak buang air besar sembarangan
Melihat perhatian serius dari pemerintah tersebut, tentunya GERMAS bukanlah suatu hal yang tidak beralasan. Pasti ada hal-hal yang melatarbelakangi hingga perlu adanya kegiatan tersebut.

4 Alasan GERMAS (Gerakan Masyarakat Hidup Sehat) Harus Dilakukan

Pertanyaan mengenai pentingnya GERMAS mungkin akan muncul di benak kita dengan harapan bahwa ketika pertanyaan tersebut maka kita dengan senang hati akan turut melaksanakan beberapa kegiatan pokoknya serta turut mensosialisasikannya.

Bagi kami, beberapa hal yang cukup menjadi alasan pelaksanaan program tersebut secara ringkas adalah sebagai berikut:

Transisi Epidemiologi

Berdasarkan data Double Burden of Diseases & WHO NCD Country Profiles (2014) menunjukan betapa perubahan pola penyakit yang semakin berubah dari tahun ke tahun yaitu dari Penyakit Menular ke Penyakit Tidak Menular (PTM).

Trend ini kemungkinan akan terus berlanjut seiring dengan perubahan pola perilaku hidup, seperti gizi yang tidak seimbang, kurangnya aktivitas fisik dan lain-lain.

Lebih lengkapnya mengenai data tersebut dapat dilihat pada grafik berikut ini:

Transisi Epidemiologi, Alasan Germas Harus di Lakukan
Sumber: Double Burden of Diseases & WHO NCD Country Profiles (2014)

Dari gambar tersebut di atas dapat dilihat bahwa pada tahun 1990 Penyakit Tidak Menular (PTM) berada pada kisaran 37% dan penyakit menular 56%, namun pada tahun 2015 terjadi sebaliknya yaitu PTM meningkat menjadi 57% dan penyakit menular 30%.

Kita tau bersama bahwa untuk menurunkan angka kejadian Penyakit Tidak Menular (PTM) lebih difokuskan pada upaya promotif dan preventif yang berhubungan dengan perilaku sehari-hari sebagaimana yang ditegakkan dalam kegiatan-kegiatan pokok yang ada pada program GERMAS.

Beban Ganda Permasalahan Gizi

Berdasarkan data Global Nutrition Report 2014 bahwa Indonesia termasuk dalam 17 negara dengan masalah gizi, yaitu balita pendek (37,2%), balita kurus (12,1%), kegemukan pada balita (11,9%) dan kegemukan pada penduduk > 18 tahun (28,9%).

Permasalahan-permasalahan gizi tersebut di atas berisiko meningkatkan kejadian Penyakit Tidak Menular (PTM).

Balita kurus dan pendek dapat menghambat kemampuan kognitif (inteligensia) pada anak.

Permasalahan gizi dipengaruhi oleh banyak faktor sehingga diperlukan upaya maksimal dan keterlibatan banyak pihak untuk mengatasinya.

Lebih dari itu, upaya promotif dan preventif sedini mungkin merupakan tindakan tepat dalam mencegah permasalahan gizi untuk mencapai Indonesia Sehat dimasa mendatang.

Perilaku Hidup Menyimpang

Kejadian Penyakit Tidak Menular (PTM) dipicu oleh beberapa faktor risiko. Perilaku hidup menyimpang merupakan faktor risiko yang sangat berpengaruh atas kejadian PTM seperti kurang aktivitas fisik, mer*k*k, kurang konsumsi sayur dan buah serta minuman beralk*h*l.

Berdasarkan Riskesdas Tahun 2007 dan 2013, di Indonesia ditemukan data sebagai berikut:
  1. Penduduk kurang aktifitas fisik 26,1% (Riskesdas 2013);
  2. Penduduk usia >15 tahun yang mer*k*k 36,3% dan perempuan usia >10 tahun 1,9% (Riskesdas 2013);
  3. Penduduk > 10 tahun yang kurang mengkonsumsi buah dan sayur 93,5% (Riskesdas 2013);
  4. Penduduk > 10 tahun yang minum minuman beralk*h0l 4,6% (Riskesdas 2007).
Dari data tersebut cukup beralasan bila perlu digalakannya kegiatan-kegiatan yang tertuang dalam GERMAS (Gerakan Masyarakat Hidup Sehat) serta melibatkan berbagai sektor demi menciptakan masyarakat Indonesia yang sehat.

Pembangunan Kesehatan Paradigma Sehat

Kita semua mengakui bahwa jumlah orang sehat yang harus tetap dijaga kesehatannya lebih banyak dari orang sakit yaitu 70% berbanding 30% (Riskesdas 2013).

Kita juga setuju pula bahwa mencegah lebih baik dari pada harus mengobati. Mengupayakan agar orang sehat tersebut tetap sehat dan meningkatkan kualitas hidup merupakan hal penting agar tidak semakin menambah populasi orang sakit.

Demikianlah informasi yang dapat kami sajikan, semoga dengan informasi ini kita dapat menerima dan melaksanakan kegiatan GERMAS (Gerakan Masyarakat Hidup Sehat) demi kesehatan kita dan masyarakat Indonesia pada umumnya.

Posting Komentar

Kami sangat berterimaksih jika anda meluangkan waktu memberikan komentar sesuai dengan tema pembahasan.

Lebih baru Lebih lama

Iklan

نموذج الاتصال